Very straight-to-point article. Really worth time reading. Thank you! But tools are just the instruments for the UX designers. The knowledge of the design tools are as important as the creation of the design strategy.
“It is a capital mistake to theorize before one has data. Insensibly one begins to twist facts to suit theories, instead of theories to suit facts.”
- Sherlock Holmes
Data Indonesia tervalidasi, tersajikan rapi untuk Anda
Korupsi Sesuai Ketentuan
Penulis : Longmarsta
Tanggal : 04-08-24 / 09:08
Kategori : korupsi
Lorem ipsum, dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Nulla eos recusandae accusantium, error quia quam tempora magni provident vel perspiciatis et repudiandae atque maxime ut beatae vero commodi natus id!
Korupsi Sesuai Ketentuan Korupsi telah menjadi penyakit kronis yang menggerogoti fondasi berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Fenomena ini telah menciptakan paradoks yang menarik: bagaimana korupsi, sebuah tindakan ilegal dan merugikan, seolah-olah telah menjadi "ketentuan" yang diterima secara diam-diam dalam sistem pemerintahan dan masyarakat. Artikel ini akan mengupas tentang bagaimana korupsi seakan-akan telah menjadi norma yang dijalankan "sesuai ketentuan", meskipun hal tersebut jelas-jelas bertentangan dengan hukum dan etika. Korupsi, secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Namun, dalam praktiknya, korupsi telah berkembang menjadi sistem yang kompleks dan terstruktur. Para pelaku korupsi seringkali berlindung di balik celah hukum, kebiasaan yang sudah mengakar, atau bahkan kebijakan yang sengaja dibuat ambigu untuk memfasilitasi tindakan korupsi. Salah satu bentuk "korupsi sesuai ketentuan" yang paling umum adalah sistem suap dalam birokrasi. Meskipun secara resmi dilarang, pemberian "uang pelicin" untuk mempercepat proses administrasi atau mendapatkan perlakuan istimewa telah menjadi rahasia umum. Praktik ini seolah-olah telah menjadi prosedur tidak tertulis yang diterima oleh kedua belah pihak, baik pemberi maupun penerima suap. Fenomena lain yang menunjukkan bagaimana korupsi telah menjadi "sesuai ketentuan" adalah maraknya nepotisme dalam rekrutmen dan promosi jabatan. Meskipun terdapat aturan dan prosedur yang jelas mengenai proses seleksi, pada kenyataannya, banyak posisi strategis yang diisi berdasarkan koneksi keluarga atau kedekatan politik. Praktik ini seringkali dikamuflase dengan istilah-istilah seperti "pengalaman terpercaya" atau "kecocokan visi dan misi". Lebih jauh lagi, korupsi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah juga telah menjadi rahasia umum yang seolah-olah dijalankan sesuai ketentuan. Meskipun terdapat sistem lelang terbuka, tidak jarang proyek-proyek besar telah "diatur" sebelumnya, dengan pemenang yang sudah ditentukan dan harga yang dimark-up. Proses ini dijalankan dengan sangat rapi, lengkap dengan dokumen-dokumen pendukung yang tampak legal dan sah. Bahkan dalam ranah legislatif, korupsi seringkali bersembunyi di balik proses pembuatan undang-undang. Lobi-lobi yang melibatkan kepentingan bisnis dalam perumusan regulasi, meskipun secara teknis legal, dapat dianggap sebagai bentuk korupsi terselubung. Undang-undang yang dihasilkan mungkin tampak sah dan melalui proses yang benar, namun pada kenyataannya lebih menguntungkan pihak-pihak tertentu daripada kepentingan publik. Fenomena "korupsi sesuai ketentuan" ini tentu saja memiliki dampak yang sangat serius. Pertama, hal ini menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah dan sistem hukum. Ketika korupsi dianggap sebagai hal yang lumrah, masyarakat menjadi apatis dan enggan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Kedua, korupsi yang sistematis ini menghambat pembangunan ekonomi dan sosial. Dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan publik dialihkan ke kantong-kantong pribadi, sementara proyek-proyek infrastruktur dan layanan publik menjadi tidak efisien dan berkualitas rendah. Ketiga, "korupsi sesuai ketentuan" menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus. Generasi baru pemimpin dan birokrat tumbuh dalam sistem yang menganggap korupsi sebagai hal yang normal, sehingga praktik ini terus berlanjut dan bahkan semakin canggih dari waktu ke waktu. Untuk memutus rantai "korupsi sesuai ketentuan" ini, diperlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Reformasi sistem hukum dan birokrasi harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya di permukaan. Transparansi dan akuntabilitas harus ditegakkan di semua level pemerintahan, didukung oleh teknologi dan sistem yang meminimalisir interaksi langsung yang berpotensi menimbulkan korupsi. Edukasi publik juga memegang peranan krusial. Masyarakat perlu disadarkan bahwa korupsi, dalam bentuk apapun, bukanlah hal yang normal atau dapat diterima. Gerakan anti-korupsi harus dimulai dari tingkat grassroot, menciptakan budaya integritas yang menolak segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Peran media dan masyarakat sipil dalam mengawasi dan melaporkan praktik korupsi juga harus diperkuat. Perlindungan terhadap whistleblower dan jurnalis investigasi harus dijamin, sehingga mereka dapat menjalankan fungsi pengawasan tanpa rasa takut. Akhirnya, diperlukan komitmen politik yang kuat dari para pemimpin untuk memberantas korupsi. Ini termasuk kemauan untuk "membersihkan" lingkungan sendiri dan menerapkan sanksi yang tegas terhadap pelaku korupsi, tanpa pandang bulu. Kesimpulannya, fenomena "korupsi sesuai ketentuan" adalah tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Mengubah paradigma bahwa korupsi adalah hal yang normal dan dapat diterima merupakan langkah pertama yang krusial. Hanya dengan kesadaran kolektif dan upaya bersama dari seluruh elemen masyarakat, kita dapat berharap untuk menciptakan sistem pemerintahan dan masyarakat yang benar-benar bersih dari korupsi.
Stay up to date with the roadmap progress, announcements and exclusive discounts feel free to sign up with your email.
Very straight-to-point article. Really worth time reading. Thank you! But tools are just the instruments for the UX designers. The knowledge of the design tools are as important as the creation of the design strategy.
Much appreciated! Glad you liked it ☺️
The article covers the essentials, challenges, myths and stages the UX designer should consider while creating the design strategy.
Thanks for sharing this. I do came from the Backend development and explored some of the tools to design my Side Projects.